Sunday, July 26, 2015

7 KALI AKU MENANGIS UNTUK ADIKKU

 Pada suatu ketika di Tiongkok, ada sepasang adik kakak yang setiap hari pulang pergi sekolah berdua. Sang kakak bernama Ce Ce, si adik bernama Ti Ti. Mereka berbeda 3 tahun. & suatu hari di perjalanan pulang sekolah, melewati sebuah warung, Ce Ce melihat di warung itu dijual sejenis kue & ingin membelinya. Karena tidak punya uang, Ce Ce mencuri uang ayahnya dari laci & pergi membeli kue tsb & memakannya sendiri.
Ketika sang ayah pulang bekerja, sang ayah menjadi sangat marah ketika melihat uangnya di laci hilang. Ia bertanya kepada istrinya apakah mengambil uang di laci. Tapi istrinya tidak mengambil. Bertanya kepada Ce Ce, tapi Ce Ce mengaku tidak mengambil. Sang ayah lalu berkata “Kalau begitu pasti Ti Ti”. Taoi Ti Ti juga berkata bukan dia yang mengambil.
Ayah menjadi berang, mengambil rotan & memanggil kedua anaknya. “Kalau tak ada dari kalian yang mengaku, saya akan memukul kalian berdua”. Ayah ber-siap2 memukul sang kakak. Melihat itu, Ti Ti langsung berkata “Ayah, bukan Ce Ce yang mengambil uang itu, tapi aku”. Ayah pun marah, “Kamu kecil2 sudah mencuri, kalau sudah besar mau jadi apa ? Bagaimana kamu bertanggung jawab terhadap hidupmu sendiri ?"

Ti Ti pun dipukul. Sang kakak langsung memeluk adiknya & menangis karena pengorbanan adiknya. Ti Ti berkata, “Sudah kak, tak apa2, sudah berlalu”.

6 tahun kemudian, sang kakak sebentar lagi akan tamat SMA & menuju perguruan tinggi & adik akan naik ke SMP. Suatu hari Ti Ti mendengar kedua orang tuanya sedang berbicara, “Bagaimana ini, kedua anak kita prestasinya bagus di sekolah. Ce Ce sebentar lagi masuk perguruan tinggi, tapi kita tidak punya cukup uang untik menyekolahkan dia sampai ke perguruan tinggi”.

Mendengar itu, Ti Ti berkata kepada ayahnya “Ayah, saya tak perlu sekolah, uangnya untik sekolah kakak saja”. Ayah marah, “Kamu, anak laki2 kalau takk sekolah mau jadi apa, bagaimana mau menghidupi keluarga nanti ?".

Keesokan harinya, Ti Ti membawa barang2nya pergi dari rumah & meninggalkan sebuah surat yang isinya “Ayah, biarlah kakak melanjutkan sekolahnya. Saya akan pergi ke kota untuk menjadi buruh & uangnya akan saya kirimkan untuk membantu biaya sekolah kakak”. Sekali lagi Ce Ce menangis terharu karena pengorbanan adiknya.

Suatu hari saat masih tinggal di asrama sekolah, teman sekamar Ce Ce memberitahu bahwa ada pembantunya dari kampung yang mencarinya. Ce Ce ber-tanya2 dalam hati “Siapa yang datang yah ? Saya takk punya pembantu”. Ternyata yang datag adalah Ti Ti. “Ti Ti, kenapa kamu bilang kamu pembantu, kamu kan bukan pembantu, kamu adikku”. Si adik menjawab, “Tidak kakak, badanku kotor, kulitku gelap, kalau aku bilang aku adikmu, nanti kakak akan dicemooh oleh teman2 kakak”. Sekali lagi kakak menangis melihat pengorbanan adiknya.

Si adik berkata “Kak, aku kerja lembur & mengumpulkan uangnya untuk membelikan bros ini untuk kakak. Aku lihat gadis2 kota banyak yang memakainya. Kakak pasti cantik sekali memakai ini”. Kakak menangis lagi.

Cerita berlanjut & Ce Ce sekarang mempunyai pacar. Ce Ce mengirimkan surat ke rumah & berkata akan pulang ke rumah pada liburan akan datang bersama dengan pacarnya. Ce Ce meminta orang tuanya untuk membersihkan rumah supaya tidak malu ketika pacarnya berkunjung. & hari itu pun datang. Ketika pacarnya pamit pulang, dia berkata kepaad Ce Ce, “Orang tuamu baik sekali & baik hati & meskipun rumahmu sederhana, tapi rapi & bersih sekali. Saya senang bisa berkunjung ke rumahmu”. Ce Ce bahagia sekali mendengarnya & bersujud & mencium kaki kedua orang tuanya, “Terima kasih ayah ibu telah merapikan & membersihkan rumah untuk menyambut kedatangan pacarku”. Sang ibu berkata, “Bukan kami yang membersihkan rumah, lihat itu di kamar, adikmu bersembunyi karena badannya kotor sekali, dia yang mengecat seisi rumah ini & tangannya terluka ketika membersihkan kaca”. Sekali lagi kakak menangis terharu karena pengorbanan adiknya.

Tak lama kemudian, Ce Ce menikah & ingin mengajak Ti Ti bekerja di perusahaan suaminya sebagai manager. Ti Ti menolak, “Jangan kak, aku ini tidak berpendidikan nanti memalukan kakak, nanti kakak dipandang rendah oleh keluarga suami. Biarlah aku di sini menjaga orang tua kita & kakak hidup bahagia bersama suami”. Lagi2 kakak terharu mendengar pengorbanan adiknya.

Suatu hari, Ti Ti pun menikah. Di pesta pernikahan, seperti biasa pembawa acara mencoba meng-olok2 pasangan pengantin baru tsb. “Ti Ti, sekarang kamu sudah menikah, diantara orang tua, kakak & istrimu, siapa yang paling kamu sayangi ? Dengan tegas Ti Ti menjawab “KAKAKKU”. Semua orang heran, kakak pun heran mendengar jawaban adiknya. Pembawa acara “Ada orang tua, kakak, istri, kenapa kamu cuma sayang sama kakakmu ?" Ti Ti bercerita, “Suatu hari waktu aku berusia 7 thn, karena aku nakal, sarung tanganku yqng sebelah kanan hilang. Jadi di perjalanan pulang sekolah, tanganku kedinginan. Lalu kakak meminjamkan sarung tangannya kepadaku, jadi tanganku tak kedinginan lagi. Sampai di rumah, waktu mau makan, saya melihat tangan kanan kakak beku sampa2 tak bisa memegang sumpit untuk makan. Sejak itu aku bersumpah tak akan membiarkan kakakku hidup menderita".
Sang kakak menangis sangat terharu mendengar cerita itu. "7 kali aku menangis untuk adikku".

Bagaimana dengan kita ? Dalam kehidupan se-hari2, kita mudah sekali melupakan kebaikan orang lain. 99 kali orang berbuat baik kepada kita, 1 kali saja orang tersebut berbuat salah terhadap kita, kita melupakan semua kebaikan yang pernah dilakukan & mengingat kesalahannya seumur hidup kita.

Semoga cerita ini bisa menjadi inspirasi kepada kita semua untuk selalu melihat Kebaikan orang lain & bukan pada kesalahan / kekeliruannya saja !!!

No comments: